PENCIPTAAN
Teologi
penciptaan adalah kepercayaan tentang Allah sebagai Pencipta alam semesta yang
kompleks namun tertata rapi. Dalam Perjanjian Lama Allah di posisikan sebagai
yang paling utama. Dia adalah yang sudah ada sejak permulaan dan yang akan
terus ada sampai pada kesudahannya. Lalu ada yang beranggapan bahwa yang
pertama kali Allah ciptakan ialah bangsa Israel, hal itu dilihat dari kata
penciptaan yang berbeda dalam kitab Kejadian, lalu di lihat saat bangsa Israel
keluar dari perbudakan di Mesir dengan luar biasa. Lalu bukti bahwa memang
Allah lah sang Pencipta dan Dia sudah ada sejak awal penciptaan dan akan ada
sampai pada kesudahannya ialah ditunjukkan dari adanya hari Sabat (dimana hari
itu Allah beristirahat), itu merupakan bukti bahwa Allah lah Sang Pencipta. Dan
bukti berikutnya ialah ketika Allah memberikan peraturan supaya jangan ada
allah lain. Tapi sebenarnya tanpa hal-hal seperti itu kita harus memiliki
kesadaran bahwa Allah lah yang menciptkan semua nya.
Sebuah
hal yang luar biasa dari sebuah penciptaan ialah bahwa sampai hari ini semua
gereja Tuhan masih mengakui bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Berdasarkan
pengakuan tersebut dapat diambil sebuah pengertian bahwa karya ciptaan Allah
merupakan sesuatu yang transenden. Disini ditemukan kata "Firman Allah
yang transenden”, transenden disini artinya adalah firman yang dipakai untuk
mencipta. Sebenarnya menciptakan itu bukanlah hal yang susah untuk Allah, dan
ketika Allah berfirman maka semuanya jadi. Sebagai bukti bahwa Allah memang
benar-benar yang menciptakan ialah ketika Allah menciptakan manusia dengan
nafas-Nya. Firman Allah yang transenden datang kepada mereka dalam bentuk
berkat dan janji yang sangat dekat dan intim seperti napas mereka sendiri
(Ulangan 30:14)
Ex
nihilo is a Latin phrase meaning "out of nothing". It
often appears in conjunction with the concept of creation,
as in creatio ex nihilo, meaning "creation out of
nothing"—chiefly in philosophical or theological
contexts, but also occurs in other fields. Menurut
pengertian ini dapat dipahami bahwa Allah menciptakan dunia dan isinya bukan
berdasarkan dari apa yang pernah ada (atau dunia dijadikan dengan bahan-bahan
daur ulang). Berdasarkan kitab Kejadian kata menciptakan (bara) hanya digunakan dalam hal penciptaan. Dan ini
menjadi ciri khas yang paling kuat yaitu bahwa Allah menciptakan dari yang
tidak ada menjadi ada, bukan dari yang ada lalu diperbaiki (daur ulang).
Berdasarkan hal ini lah kita juga dapat melihat kekuasaan Allah yang luar biasa.
Yang
disoroti mengenai penciptaan dalam Kejadian ialah dalam pasal yang pertama dan
kedua. dalam kedua pasal tersebut memang menyoroti hal yang berbeda. Di pasal
yang pertama akan dapat dijumpai penciptaan Allah yang sistematis. Istilah
Calvin, segala yang hidup adalah sebuah panggung untuk kemuliaan-Nya. Saya
sangat setuju dengan istilah yang Calvin gunakan., karena dalam penciptaan di
Kejadian pasal yang pertama tidak terlihat hubungan antara Sang Pencipta dengan
ciptaan-Nya. Berbeda dengan pasal yang kedua, di ibaratkan seperti seorang
tukang periuk yang membentuk sebuah karya. Bukti yang sangat mencolok terdapat
saat Allah menyediakan penolong yang ‘sepadan’, darisana lah terdapat bahwa ada
hubungan antara Allah dengan manusia.
Mitos dan Sejarah Dalam
Perjanjian Lama
Jika
penulisan Perjanjian Lama dikatakan menggunakan mitos-mitos, saya rasa itu
mungkin saja terjadi. Tujuannya penulisan dengan menggunakan mitos ialah supaya
para pembacanya pada saat itu dapat mengerti. Tetapi jika dikatakan bahwa kisah
penciptaan itu sebuah mitos, saya rasa itu tidak benar.
Lalu
mengenai penciptaan, semua yang telah Allah ciptakan ada sesuatu yang murni berasal
dari Allah. Seperti yang sudah saya jelaskan menggunakan kata ‘daur ulang’, dan
bukan juga sebuah akibat dari peperangan antara terang dan gelap, sehingga
terjadilah sebuah penciptaan ini. Kekuatan Allah sangat tidak terlampaui oleh
kekuatan manapun.
Berikutnya
berkenaan dengan Taman Firdaus. Hal ini sama sekali tidak menggambarkan tentang
sebuah cerita yang akan terpola dan akan kembali seperti tatanan yang semula,
tapi semua yang sedang berjalan ini akan mencapai sebuah garis akhir dan akan
kembali dimulai dengan hal-hal yang baru, dan sesuai dengan pimpinan Allah.
Pemeliharaan: Hubungan
Allah yang Berkesinambungan Dengan Ciptaan
1. Penyelesaian Ciptaan. Dalam
Kejadian 2:2-3 kita tidak boleh mengartikan bahwa Allah benar-benar mengakhiri
hubungannya dengan manusia. Padahal justru mulai saat itulah hubungan Allah dengan
manusia semakin erat. Lalu tentang Allah beristirahat, ialah tentang hari
Sabat. Dimana dalam hari itu manusia memberikan waktu untuk fokus kepada Tuhan,
semakin mendekat pada Tuhan.
2.
Pemeliharaan yang Berkesinambungan. “Dalam perjalanan waktu Roh benar-benar bekerja dalam Alam,
maka perintah Allah dipenuhi. Hukum-hukum Alam, di bawah pimpinan Roh Kudus,
setelah satu periode, mewujudkan rencana Allah melalui suatu proses” (Christian View of Science and Scripture,
1954, 116, suatu proses). Jadi sangatlah tidak tepat jika dikatakan bahwa kejadian-kejadian
alam hanya sebuah proses alam semata, tapi ada campur tangan Tuhan juga disana.
Memang kita sebagai manusia sangat susah untuk melihat pekerjaan Allah dalam sebuah
proses Alam yang sudah biasanya terjadi, dan hal itu menunjukkan kita sebagai
manusia yang memiliki kekurangan untuk memahami Allah. Dan sangatlah tidak
diperbolehkan jika kita menyamakan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya.
3.
Tingkat-Tingkat Pemeliharaan Allah. Dalam pembahasan
ini akan di coba untuk kita lebih memahami tentang pemeliharaan Allah dengan
menggunakan tingkatan-tingkatan. Yang pertama, manusia diciptakan Allah untuk
menjadi gambaran Allah sebagai penciptanya yang menciptakan yang sempurna. Yang
kedua, pemeliharan Tuhan tidak berhenti pada saat selesainya penciptaan tetapi
lanjut pada proses-proses. Dimana Allah membiarkan banyak hal-hal yang sama di
alami oleh benar dengan orang yang tidak benar. Dan semua yang terjadi (proses)
bertujuan supaya membawa semua orang menuju kepada pertobatan (Roma 2:4).
Tingkat ketiga. Pada poin ini di sebutkan bahwa tujuannya
adalah keselamatan. Dimana mujizat-mujizat terjadi. Seperti pada saat bangsa
Israel yang keluar dari perbudakan di Mesir, disana ada campur tangan Allah
yang special terjadi. Dari semua
tingkatan pemeliharaan Allah, kita akan menjadi sependapat bahwa Allah kita
adalah Allah yang setia.
Penciptaan
memang berhenti pada saat Allah menciptakan manusia. Tetapi bukan berarti
Allah berhenti memperhatikan kehidupan manusia dan ciptaan tidak bisa lepas
dari penciptanya. Sehingga manusia tidak bisa dikatakan sebagai ciptaan yang
diciptakan dari sesuatu yang sudah ada, melainkan diciptakan dari benih-benih
yang berasal dari Allah.
Kekuasaan Allah pun tidak berhenti
pada saat proses penciptaan saja, tetapi selama proses kehidupan berlangsung.
Manusia diberikan potensi-potensi, sehingga jika ada sampai hari ini ada
perkembangan teknologi itu semua karena manusia mengembangkan potensi yang sudah
Allah berikan. Dan Allah memposisikan manusia sebagai Mitra Allah.
Sumber:
Kompilasi (Tema-Tema PL & Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar