ROH ALLAH
Kosa
Kata dan Arti Dasar
Kata Ibrani untuk Roh (ruah), yang
biasanya berarti “napas” atau “angin”. Angin dalam kitab Ulangan 10:13 dan Ayub
21:18 berupa hal yang kuat dan misterius. Sedangkan dalam bidang psikologis,
roh itu diartikan sebagai watak seseorang. Yang berarti, jenis roh seseorang
akan sangat menjadi tanda dari watak orang tersebut. Untuk itulah kita sekarang
mengenal adanya roh pencemburu, dll. Sedangkan dalam Ayub 32:8 menggambarkan
bahwa Roh itu memberikan sebuah pengertian, dan Roh itu terbukan bagi
Allah sehingga dapat berhubungan dengan Allah.
Kuasa Roh Allah sangatlah nyata dalam kehidupan manusia,
karena roh itu lah yang membuat manusia secara khusus dapat berhubungan dengan
Allah. Dan Roh Allah juga dapat menaklukan kuasa-kuasa jahat. Memang bagi
manusia kebanyakan untuk memahami tentang roh ini banyak mengalami kesulitan
karena mereka hanya membatasi roh kepada sesuatu yang tidak terlihat dan
manusia tidak dapat hidup jika roh itu pergi.
PEKERJAAN
ROH KUDUS DALAM PENCIPTAAN
Buktinya
Dapat dilihat dalam Kejadian 1:2; Ayub. 26:13;
27:3; 33:4; Mazmur. 33:6; 104:30; dan Yesaya. 40:7. Berdasarkan ayat itu Roh juga
di terjemahkan menggunakan kata “napas”.
Aktivitas-Nya
Roh Kudus sangat berperan dalam penciptaan. Dalam bagian
ketika Roh Allah melayang-layang di udara, disini berarti Roh Kudus memelihara bumi
dan itu juga berarti dalam penciptaan manusia. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan yaitu kapasitas dari Roh Kudus sangat besar dalam penciptaan.
PEKERJAAN
ROH KUDUS DALAM PEWAHYUAN DAN PENGILHAMAN
Bahwa Roh Kudus adalah Pelaku dalam
pewahyuan dan penulisan firman Allah kepada manusia pada masa Perjanjian Lama,
dengan jelas sekali diajarkan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Dalam 2 Petrus 1:21 di
sana Petrus menjelaskan bahwa tidak ada nubuatan yang dihasilkan oleh pekerjaan
manusia, tetapi semua nabi yang bernubuat itu mendapatkan pengilhaman dari Roh
Kudus. Sehingga melalui pernyataan Petrus itu dapat disimpulkan bahwa semua
tulisan itu asalnya dari Roh Kudus, yang memberikan pengilhaman kepada manusia
untuk menuliskannya sehingga apa yang ditulis berasal dari Allah dan manusia
hanyalah sebagai perantara saja.
Hal tersebut juga diakui dalam jaman PB, seperti dalam Mazmur 10, Matius 22:43; Mazmur 41; Kisah Para Rasul
1:16; Mazmur 2; Kisah
Para Rasul 4:25, dll. Semua adalah berasal dari
Roh Kudus yang diilhamkan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Perkembangan
teologis
1. Periode awal
Roh Allah dalam PL dikenal sebagai roh
yang hinggap pada manusia dengan fungsi atau tujuan yaitu menyampaikan pesan
Allah. Dalam Kejadian adanya Roh yang melayang-layang di udara, menggambarkan
seekor induk burung yang terbang menaungi anaknya. Demikian juga hubungan Allah
dengan ciptaan-Nya. Dan hubungan itu akan terus berlanjut dari awal Allah
menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia.
Hubungan antara Allah
dengan manusia juga dikenali dalam peristiwa Yusuf. Lalu juga dalam pembangunan
Kemah Suci, dimana saya pribadi meyakini bahwa tidak akan ada manusia yang
dapat membangunnya dengan detail tanpa tuntunan Roh Allah. Terlihat juga
pekerjaan Roh Allah dalam kasus Musa. Bagaimanapun juga, Roh itu dikendalikan
secara unik dan diberikan oleh Allah bagi penyelesaian maksud-maksud-Nya.
2. Hakim-Hakim dan Kerajaan
Dalam masa Hakim-Hakim peranan Roh
Allah masihlah dalam kejadian yang luar biasa. Di mana jika ada orang yang
dihinggapi oleh Roh Allah maka orang itu akan menjadi hakim atau menghakimi.
Menghakimi di sini bukan seperti jaman sekarang, tetapi menghakimi dan
melepaskan dari penindasan. Dari situ lah karya Allah nyata. Hal yang sama juga
dialami oleh Samuel ketika mengurapi Daud. Dalam kasus Allah mengirim roh jahat
pada Saul, disana membuktikan bahwa Allah menyelamatkan orang yang rendah hati
dan menjatuhkan orang yang tinggi hati.
Dalam kisah Elia dan Elisa, ada sebuah
sebutan “Roh Elia”, itu menunjuk kepada Roh Allah yang pada saat itu Elisa
meminta dua bagian saat Elia terangkat ke sorga.
3. Periode Nabi-Nabi
Baru dalam zaman nabi-nabi pekerjaan
Roh Kudus menjadi bersifat lebih pribadi, baik dalam pengalaman para nabi
sendiri maupun dalam penglihatan mereka mengenai masa depan. Yang menjadi
ironis ialah ketika dalam kasus ini bukan seorang nabi besar yang dihubungkan
dengan roh, melainkan nabi-nabi palsu. Mengapa demikian? Karena adanya
kecerobohan atau penyalah gunaan sesuatu yang berasal dari Roh. Maksudnya
ialah, mereka dengan sembarangan mengatakan sesuatu itu berasal dari roh. Pengajaran
para nabi juga tidak mengarah kepada penyataan diri Allah melainkan karya-karya
pekerjaan-Nya yang bersifat pribadi.
a. Makna etis dari Roh
Roh yang ada dalam diri nabi-nabi itu
memiliki fungsi untuk menjembatani manusia dengan Allah dan manusia juga
berpartisipasi dalam misi penyelamatan yang sudah Allah rencanakan. Demikianlah
“sifat transendensi Allah menjadi lebih nyata tanpa menyangsikan sifat
kekekalannya”.
Dalam Yesaya 30:1 disana menyatakan
bahwa Roh Allah diidentikkan dengan Allah itu sendiri. Berbeda dengan Yesaya
32:15, dimana sebuah kekudusan dikaitkan dengan pekerjaan Roh Allah. Dan
berbeda juga dengan Hagai 2:5 yang menganggap bahwa ini bukanlah sesuatu hal
yang baru, melainkan sebuah penafsiran dari perjanjian yang Allah buat dengan
Israel.
Lalu, Roh Allah ini dikaitkan dengan
sebuah gambaran mengenai umat Allah dimasa depan. Sehingga berhubungan juga
dengan Yesus, dimana jika mendukakan Roh Kudus itu berarti Roh Allah yang ada
ditengah umat-Nya.
b. Kehadiran Roh secara pribadi
Pokok pikiran yang timbul mengenai Roh
adalah sebagai kehadiran yang bekerja secara pribadi di dalam seorang. Pengalaman-pengalaman
dengan Roh Allah semakin luar biasa, tambah dengan pencurahan Roh Kudus yang
juga menandakan adanya kemurahan yang akan diberikan secara berlimpah dan
secara otomatis akan mengingatkan kita kepada janji Tuhan.
Pekerjaan Roh itu dapat dilihat melalui
perubahan hidup orang tersebut karena Roh itu akan bekerja bagi orang yang
dipenuhi.
c. Pekerjaan Roh yang universal
Penglihatan nabi, yang disebut sebagai Hari Tuhan, meluap
keluar dari tepi-tepi sempit yang membatasi Israel dan menjangkau jauh ke ujung
bumi. Dari bagian ini yang saya mengerti adalah yang berkaitan dengan poin ini
yaitu Roh ini yang akan menggabungkan atau menghubungkan Allah dengan semua
umat manusia. Di mana akibat dari dalamnya hubungan Allah dengan manusia
tersebut, maka semakin baik lah sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia. Dan itu
akan bekerja kepada semua orang.
Kompilasi: Tema-Tema PL & Teologi Dasar 1
BalasHapus