Kamis, 28 Mei 2015

Teologi Perjanjian Lama (Roh Allah)

ROH ALLAH



Kosa Kata dan Arti Dasar
Kata Ibrani untuk Roh (ruah), yang biasanya berarti “napas” atau “angin”. Angin dalam kitab Ulangan 10:13 dan Ayub 21:18 berupa hal yang kuat dan misterius. Sedangkan dalam bidang psikologis, roh itu diartikan sebagai watak seseorang. Yang berarti, jenis roh seseorang akan sangat menjadi tanda dari watak orang tersebut. Untuk itulah kita sekarang mengenal adanya roh pencemburu, dll. Sedangkan dalam Ayub 32:8 menggambarkan bahwa Roh itu memberikan sebuah pengertian, dan Roh itu terbukan bagi Allah sehingga dapat berhubungan dengan Allah.
Kuasa Roh Allah sangatlah nyata dalam kehidupan manusia, karena roh itu lah yang membuat manusia secara khusus dapat berhubungan dengan Allah. Dan Roh Allah juga dapat menaklukan kuasa-kuasa jahat. Memang bagi manusia kebanyakan untuk memahami tentang roh ini banyak mengalami kesulitan karena mereka hanya membatasi roh kepada sesuatu yang tidak terlihat dan manusia tidak dapat hidup jika roh itu pergi.

PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PENCIPTAAN
Buktinya
Dapat dilihat dalam Kejadian 1:2; Ayub. 26:13; 27:3; 33:4; Mazmur. 33:6; 104:30; dan Yesaya. 40:7. Berdasarkan ayat itu Roh juga di terjemahkan menggunakan kata “napas”.
Aktivitas-Nya
Roh Kudus sangat berperan dalam penciptaan. Dalam bagian ketika Roh Allah melayang-layang di udara, disini berarti Roh Kudus memelihara bumi dan itu juga berarti dalam penciptaan manusia. Sehingga dapat ditarik kesimpulan yaitu kapasitas dari Roh Kudus sangat besar dalam penciptaan.

PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM PEWAHYUAN DAN PENGILHAMAN
Bahwa Roh Kudus adalah Pelaku dalam pewahyuan dan penulisan firman Allah kepada manusia pada masa Perjanjian Lama, dengan jelas sekali diajarkan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Dalam 2 Petrus 1:21 di sana Petrus menjelaskan bahwa tidak ada nubuatan yang dihasilkan oleh pekerjaan manusia, tetapi semua nabi yang bernubuat itu mendapatkan pengilhaman dari Roh Kudus. Sehingga melalui pernyataan Petrus itu dapat disimpulkan bahwa semua tulisan itu asalnya dari Roh Kudus, yang memberikan pengilhaman kepada manusia untuk menuliskannya sehingga apa yang ditulis berasal dari Allah dan manusia hanyalah sebagai perantara saja.
Hal tersebut juga diakui dalam jaman PB, seperti dalam Mazmur 10, Matius 22:43; Mazmur 41; Kisah Para Rasul 1:16; Mazmur 2; Kisah Para Rasul 4:25, dll. Semua adalah berasal dari Roh Kudus yang diilhamkan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Perkembangan teologis
  1.     Periode awal
Roh Allah dalam PL dikenal sebagai roh yang hinggap pada manusia dengan fungsi atau tujuan yaitu menyampaikan pesan Allah. Dalam Kejadian adanya Roh yang melayang-layang di udara, menggambarkan seekor induk burung yang terbang menaungi anaknya. Demikian juga hubungan Allah dengan ciptaan-Nya. Dan hubungan itu akan terus berlanjut dari awal Allah menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia.
Hubungan antara Allah dengan manusia juga dikenali dalam peristiwa Yusuf. Lalu juga dalam pembangunan Kemah Suci, dimana saya pribadi meyakini bahwa tidak akan ada manusia yang dapat membangunnya dengan detail tanpa tuntunan Roh Allah. Terlihat juga pekerjaan Roh Allah dalam kasus Musa. Bagaimanapun juga, Roh itu dikendalikan secara unik dan diberikan oleh Allah bagi penyelesaian maksud-maksud-Nya.
  2.    Hakim-Hakim dan Kerajaan
Dalam masa Hakim-Hakim peranan Roh Allah masihlah dalam kejadian yang luar biasa. Di mana jika ada orang yang dihinggapi oleh Roh Allah maka orang itu akan menjadi hakim atau menghakimi. Menghakimi di sini bukan seperti jaman sekarang, tetapi menghakimi dan melepaskan dari penindasan. Dari situ lah karya Allah nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Samuel ketika mengurapi Daud. Dalam kasus Allah mengirim roh jahat pada Saul, disana membuktikan bahwa Allah menyelamatkan orang yang rendah hati dan menjatuhkan orang yang tinggi hati.
Dalam kisah Elia dan Elisa, ada sebuah sebutan “Roh Elia”, itu menunjuk kepada Roh Allah yang pada saat itu Elisa meminta dua bagian saat Elia terangkat ke sorga.
  3.    Periode Nabi-Nabi
Baru dalam zaman nabi-nabi pekerjaan Roh Kudus menjadi bersifat lebih pribadi, baik dalam pengalaman para nabi sendiri maupun dalam penglihatan mereka mengenai masa depan. Yang menjadi ironis ialah ketika dalam kasus ini bukan seorang nabi besar yang dihubungkan dengan roh, melainkan nabi-nabi palsu. Mengapa demikian? Karena adanya kecerobohan atau penyalah gunaan sesuatu yang berasal dari Roh. Maksudnya ialah, mereka dengan sembarangan mengatakan sesuatu itu berasal dari roh. Pengajaran para nabi juga tidak mengarah kepada penyataan diri Allah melainkan karya-karya pekerjaan-Nya yang bersifat pribadi.
  a.    Makna etis dari Roh
Roh yang ada dalam diri nabi-nabi itu memiliki fungsi untuk menjembatani manusia dengan Allah dan manusia juga berpartisipasi dalam misi penyelamatan yang sudah Allah rencanakan. Demikianlah “sifat transendensi Allah menjadi lebih nyata tanpa menyangsikan sifat kekekalannya”.
Dalam Yesaya 30:1 disana menyatakan bahwa Roh Allah diidentikkan dengan Allah itu sendiri. Berbeda dengan Yesaya 32:15, dimana sebuah kekudusan dikaitkan dengan pekerjaan Roh Allah. Dan berbeda juga dengan Hagai 2:5 yang menganggap bahwa ini bukanlah sesuatu hal yang baru, melainkan sebuah penafsiran dari perjanjian yang Allah buat dengan Israel.
Lalu, Roh Allah ini dikaitkan dengan sebuah gambaran mengenai umat Allah dimasa depan. Sehingga berhubungan juga dengan Yesus, dimana jika mendukakan Roh Kudus itu berarti Roh Allah yang ada ditengah umat-Nya.
  b.    Kehadiran Roh secara pribadi
Pokok pikiran yang timbul mengenai Roh adalah sebagai kehadiran yang bekerja secara pribadi di dalam seorang. Pengalaman-pengalaman dengan Roh Allah semakin luar biasa, tambah dengan pencurahan Roh Kudus yang juga menandakan adanya kemurahan yang akan diberikan secara berlimpah dan secara otomatis akan mengingatkan kita kepada janji Tuhan.
Pekerjaan Roh itu dapat dilihat melalui perubahan hidup orang tersebut karena Roh itu akan bekerja bagi orang yang dipenuhi.
  c.    Pekerjaan Roh yang universal

Penglihatan nabi, yang disebut sebagai Hari Tuhan, meluap keluar dari tepi-tepi sempit yang membatasi Israel dan menjangkau jauh ke ujung bumi. Dari bagian ini yang saya mengerti adalah yang berkaitan dengan poin ini yaitu Roh ini yang akan menggabungkan atau menghubungkan Allah dengan semua umat manusia. Di mana akibat dari dalamnya hubungan Allah dengan manusia tersebut, maka semakin baik lah sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia. Dan itu akan bekerja kepada semua orang.

1 komentar: