Rabu, 24 Juni 2015

Kesaksian: Dominggus Kenjam

TUHAN YESUS TELAH BANGKITKAN SAYA DARI KEMATIAN



"Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki- Nya." Yohanes 5:21
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, dalam kesempatan ini saya akan bersaksi tentang peristia kematian dan kehidupan yang saya alami pada tanggal 15 Desember 1999. peristiwa ini juga merupakan suatu tragedy bagi yayasan Doulos, Jakarta dimana STT Doulos ada di dalamnya dan saya adalah mahasiswa yang tinggal di asrama. Sebelum penyerangan dan pembakaran Yayasan Doulos tanggal 15 Desember itu, beberapa kali saya mendapat mimpi-mimpi sebagai berikut:
 
1. Minggu, 12 Desember 1999, saya bertemu dengan Tuhan Yesus dan malaikat, saya terkejut dan bangun lalu berdoa selesai saya tidur kembali. 
2. Senin, 13 Desember 1999, saya bermimpi lagi, dengan mimpi yang sama. 
3. Selasa, 14 Desember 1999, dalam mimpi saya bertemu dengan seorang pendeta pada suatu ibadah KKR, isi khotbah yang disampaikan mengenai akhir zaman, adanya penganiayaan dan pembantaian. 
4. Rabu, 15 Desember 1999, kurang lebih pukul 08.00 pagi, saya mendapatkan huruf “M†dengan darah di bawah kulit pada telapak tangan kanan saya. Dalam kebingungan dan sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah saya akan mati? Saya bertanya kepada teman-teman dan pendapat mereka adalah bahwa kita akan memasuki millennium yang baru. Walaupun pendapat mereka demikian saya tetap merasa tidak tenang serta gelisah karena dalam pikiran saya huruf “M†adalah mati, bahwa saya akan mengalami kematian. Saya hanya bisa berdoa dan membuka Alkitab. Sekitar pukul 15.00 saya membaca firman Tuhan dari Kitab Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab Engkau.†Dan pada pukul 18.00, tanda huruf “M†di telapak tangan saya sudah hilang.

Kampus dan Asrama Mahasiswa Doulos Diserang
Pada malam hari tanggal 15 Desember 1999, kegiatan berlangsung biasa di dalam asrama kampus STT Doulos. Sebagian mahasiswa ada sedang belajar, yang lain memasak di dapur dan ada pula yang sedang berdoa. Saya sendiri sedang berbaring di kamar. Kurang lebih jam 21.00 malam itu, saya dibangunkan oleh seorang teman sambil berteriak: "Domi, bangun, kita diserang" Saya langsung bangun dalam keadaan panic, saya langsung berlari ke halaman kampus dan melihat sebagian kampus kami yang telah terbakar. Saat itu saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan, saya mau lari kemana? Tuhan, kalau saya lari lewat pintu gerbang depan pasti saya dibacok. Sementara pikiran saya bertambah kalut ketika teringat akan tanda huruf yang diberikan pada tangan saya. "Tuhan, apakah saya akan mati?"
Saya menoleh ke belakang, ada beberapa teman sekamar yang lari menyelamatkan diri masing-masing. Di belakang kampus kami dikelilingi pagar kawat duri setinggi 2 meter, saya tidak bisa melompat keluar dengan cara mengangkat kawat itu. Dengan tangan sedikit terluka akhirnya saya pun dapat keluar. Kami sudah berada di luar pagar dengan keadaan takut dan gemetar karena di sana terdapat massa atau orang banyak yang tidak dikenal, mereka membawa golok, pentungan, batu dan botol berisi bensin atau Molotov.
Kemudian kami berpisah dengan teman-teman, saya tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Saya lari menuju kos kakak tingkat semester 10, yang letaknya tidak jauh dari kampus. Sementara saya berlari, saya tetap berdoa kepada Tuhan: "Tuhan berkati saya, ampuni dosa dan kesalahan saya." Setiba di rumah kos itu, saya mengetuk pintu sebanyak 2 kali tetapi tidak ada yang membukakan pintu. Ternyata di belakang saya ada 4 teman mahasiswi yang juga lari mengikuti dari belakang. Mereka memanggil saya: "Domi, ikut ke rumah kami," tetapi saya berkata kepada mereka, "biar saya bersembunyi di sini." Masih berada di depan rumah kos tersebut, saya berdoa lagi "Oh.. Tuhan, apakah malam ini saya akan mati? Ampuni dosa dan kesalahan saya."

Ditangkap oleh Massa
Saya mengetuk pintu lagi, tetapi tidak ada orang yang menjawab, saya berdoa kembali: "Tuhan.. ini hari terakhir untuk saya hidup." Terdengar suara massa yang semakin mendekat kepada saya. Mereka berkata: "Itu mahasiswa Doulos, tangkap dia!" Ada juga yang berteriak: "Bantai dia, tembak!" Seketika itu saya ditangkap dan saya hanya bisa berserah kepada Tuhan sambil berkata: "Tuhan saya sudah di tangan mereka, saya tidak bisa lari lagi." Kemudian tangan saya diikat ke belakang dan mata saya ditutup dengan kain putih. Saya tetap berdoa dalam keadaan takut dan gemetar: "Tuhan ampuni dosa saya, pada saat ini Engkau pasti di samping saya. "Tiba-tiba ada suara terdengar oleh saya entah dari mana, yang berkata: "Jangan takut, Aku menyertai engkau, Akulah Tuhan Allahmu." Setelah mendengar suara itu, rasa ketakutan dan kegentaran hilang, karena saya sudah pasrahkan kepada Tuhan.


Penganiayaan dan Kematian
Mereka membawa saya ke tempat yang gelap, saya dipukuli dan ditendang. Saya dihadapakan dengan massa yang jumlah orangnya lebih banyak, saat itu mereka ragu, apakah saya mahasiswa Doulos atau warga sekitarnya. Sebagian massa ada yang terus mendesak untuk memotong dan membunuh saya. Saya berdoa lagi: " Tuhan, fisik saya kecil, kalau saya mati, saya yakin masuk sorga. Saat ini saya serahkan nyawa saya ke dalam tangan kasih-Mu, ampunilah mereka." Saat itu kepala saya dipukul dari belakang dan terjatuh di atas batu, saya tidak sadar akan apa yang terjadi lagi.


Roh Saya Keluar Dari Tubuh
Kemudian ... roh saya terangkat keluar dari tubuh saya, roh saya berbentuk seperti orang yang sedang start lari atau sedang jongkok, lalu lurus seperti orang yang berenang kemudian berdiri. Roh saya melihat badan saya dan berkata: "Kok badan saya tinggal" (sebanyak dua kali). Roh saya berdiri tidak menyentuh tanah dan tidak tahu mau berjalan kemana, karena di sekeliling saya gelap gulita, kurang lebih lima detik, roh saya berkata: "Mau ke mana?"

Lima Malaikat Datang Menjemput Saya
Saat itu ada lima malaikat datang kepada saya, dua berada di sebelah kiri, dua di sebelah kanan dan satu malaikat berada di depan saya. Tempat yang tadinya gelap gulita telah berubah menjadi terang dan saya sudah tidak dapat melihat badan saya lagi. Roh saya dibawa oleh malaikat-malaikat tersebut menuju jalan yang lurus, dan pada ujung jalan itu sempit seperti lubang jarum. Roh saya berkata: "Badan saya tidak dapat masuk." Tetapi malaikat yang di depan saya bisa masuk, lalu roh saya berkata lagi: "Badan rohani saya kecil pasti bisa masuk." Kemudian roh saya masuk melalui lubang jarum tersebut.
"Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham." Lukas 16:22

Berada di Dalam Firdaus
Saat itu saya sudah berada di dalam sebuah halaman yang luas. Halaman itu sangat luas, indah dan tidak ada apa-apa. Roh saya berkata: "Kalau ada halaman pasti ada rumahnya." Tiba-tiba saat itu ada rumah, saya dibawa masuk ke dalam rumah tersebut dan bertemu dengan banyak orang di kamar pertama. Roh saya berkata: "Ini orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mereka ditempatkan di sini." Mereka sedang bernyanyi, bertepuk tangan, ada yang berdiri, ada yang duduk dan ada yang meniup sangkakala.
"Di rumah Bapaku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." Yohanes 14:2

Dibawa ke Ruangan Selanjutnya
Saya dibawa oleh malaikat-malaikat ke kamar selanjutnya atau kedua, sama dengan kamar yang pertama, hanya disini roh saya melihat orang-orang dengan wajah yang sama dan postur tubuh yang sama. Kemudian saya dibawa lagi ke kamar yang ketiga, yang sama dengan kamar yang pertama. Dan roh saya berkata: "Ini orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, ditempatkan di sini." Lalu roh saya dibawa ke kamar yang keempat yaitu kamar yang terakhir, pada saat ini saya hanya sendiri, tidak disertai oleh malaikat-malaikat tadi. Kamar itu kosong, lalu roh saya berkata: "Ini penghakiman terakhir, saya masuk sorga atau neraka."

"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Eloim
sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Eloim? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?" 1 Petrus 4:17-18

Bertemu dengan Tuhan Yesus
Kemudian roh saya berjalan tiga sampai empat langkah, di depan saya ada sinar atau cahaya yang sangat terang seperti matahari, maka roh saya tidak dapat menatap. Saya menutup mata dan terdengar suara: "Berlutut!" Seketika itu roh saya berlutut, terlihat sebuah kitab terbuka dan dari dalamnya keluar tulisan yang masuk ke mata saya yang masih tertutup, tulisan timbul dan hilang terus menerus, roh saya berkata: "Tuhan...! ini perbuatan saya minggu lalu, bulan lau, tahun lalu. Saya melakukan yang jahat dan saya tidak pernah mengaku dosa pribadi, sehingga Engkau mencatatnya di sini." "Tuhan...! Saya ingin seperti saudara-saudara di kamar pertama, yang selalu memuji dan memuliakan Engkau. Tuhan...! Saya tahu Engkau mati di atas kayu salib untuk menebus dosa saya, saya rindu seperti saudara-saudara yang berada di kamar pertama, kedua dan ketiga yang selalu memuji-muji Engkau." Sesudah itu tulisan yang keluar dari kitab itu hilang, buku menjadi bersih tanpa tulisan, kemudian buku itu hilang dan sinar yang terang itupun hilang dan ada suara berkata: "Pulang! Belum saatnya untuk melayani Aku." Saya melihat-lihat dari mana arah suara itu datang, saya melihat ada seorang di samping kanan. Orang tersebut badan-Nya seperti manusia, rambut hingga ke lehernya bersinar terang. Jubah-Nya putih hingga menutupi kedua tangan-Nya dan bawah jubah-Nya menutupi kaki-Nya. Ia menunggangi seekor kuda putih dengan tali les yang putih. Lalu roh saya berkata: "Ini Tuhan Yesus, Dia seperti saya, Dia Eloim yang hidup."

"Lalu aku melihat sorga terbuka; sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar" Ia menghakimi dan berperang dengan adil." Wahyu 19:11

Kemudian Tuhan Yesus tidak nampak lagi dan seketika itu roh saya dibawa pulang ke dalam tubuh saya. Saat itu juga ada nafas, ada pikiran dan saya berpikir, tadi saya bersama dengan Tuhan Yesus. Setelah itu saya mencoba beberapa kali untuk bangun dan mengangkat kepala, tetapi tidak bisa, terasa sakit sekali, saya baru sadar bahwa leher saya telah dipotong dan hampir putus, kemudian saya dibuang ke semak-semak dengan ditutupi daun pisang. Saya merasa haus, lalu menggerakkan tangan mengambil darah tiga tetes dan menjilatnya, lalu badan saya mulai bergerak. Saya berdoa: "Tuhan, lewat peristiwa ini saya telah bertemu dengan Engkau, dan Engkau memberikan nafas dan kekuatan yang baru sehingga aku hidup kembali, tapi Tuhan, Engkau gerakkan orang supaya ada yang membawa saya ke rumah sakit." Tuhan menjawab doa saya, malam itu ada orang yang mendekati saya dengan memakai lampu senter, lalu bertanya: "Kamu dari mana?" Saya tidak bisa menjawab, karena saya tidak dapat berbicara lewat mulut, tidak ada suara yang keluar, hanya hembusan nafas yang melalui luka-luka menganga pada leher. Kemudian orang tersebut memanggil polisi. Puji Tuhan! Dikira sudah meninggal tetapi masih hidup. Mereka mengira saya sudah meninggal, mereka mengangkat dan membawa saya ke jalan raya. Kemudian polisi mencari identitas atau KTP saya, ternyata tidak ditemukan. Tanpa identitas, mereka bermaksud membawa saya ke sebuah rumah sakit lain, tetapi saya ingat kembali akan suara Tuhan dan takhta-Nya di sorga, ternyata ada kekuatan baru dari Tuhan Yesus yang memampukan saya dapat berbicara. Tiba-tiba saya berkata: "Nama saya Dominggus, umur saya 20 tahun, semester III, tinggal di asrama Doulos, saya berasal dari Timor." Orang-orang yang sedang melihat dan mendengar saya, berkata: "Wah, dia dipotong dari jam berapa? Sekarang sudah jam 02.30 pagi, tapi dia masih hidup."


Perjalanan ke Rumah Sakit UKI
Kemudian mereka memasukkan saya ke dalam mobil dan meletakkan saya di bawah. Saya tetap mengingat peristiwa ketika Tuhan Yesus dianiaya. Sementara mobil meluncur dengan kecepatan tinggi, saat melewati jalan berlubang atau tidak rata mobilpun berguncang dan saya merasa sangat sakit sekali pada luka di leher. Saya katakan kepada Tuhan: "Tuhan, apakah saya dapat bertahan di dalam mobil ini? Tuhan ketika Engkau di atas kayu salib, Engkau meminum cuka dan empedu, tetapi saya menjilat darah saya sendiri karena tidak ada orang yang menjagai saya." Saya membuka mata, ternyata memang tidak ada seorangpun yang menjagai saya, hanya seorang supir. Tetapi saya melihat beberapa malaikat berjubah putih menjaga dan mengelilingi saya. Saya katakan: "Tuhan ini malaikat-malaikat pelindung saya, mereka setia menjagai." Saya harus berdoa agar tetap kuat.

Perawatan di Rumah Sakit
Setiba di rumah sakit, suara saya dapat normal kembali. Saya dapat berbicara dan bertanya kepada perawat: "Bapak saya mana?" Perawat RS bertanya kepada saya: "Bapakmu siapa?" Saya jawab: "Bapak Ruyandi Hutasoit." Ketika Bpk. Ruyandi menemui saya, ia berkata: "Dominggus.. leher kamu putus!" Jawab saya: "Bapak doakan saya, sebab saya tidak akan mati, saya telah bertemu dengan Tuhan Yesus." Lalu Bpk. Ruyandi mendoakan dan menumpangkan tangan atas saya. Setelah itu saya mendapat perawatan, seorang dokter ahli saraf hanya menjahit kulit leher saya, karena luka bacokan sudah menembus sampai ke tulang belakang leher, sehingga cairan otak mengalir keluar, saluran nafas dan banyak saraf yang putus. Kemudian saya dirawat tiga hari di ruangan ICU dan selama perawatan saya tidak diberikan transfusi darah. Pendapat dokter pada saat itu adalah bahwa saya akan mati dan saya tidak diharapkan hidup, mengingat cairan otak yang telah keluar dan infeksi yang terjadi pada otak, yang semua itu akan menimbulkan cacat seumur hidup.

Mukjizat Kesembuhan Terjadi
Tanggal 19 Desember 1999 dengan panas badan 40°C dan seluruh wajah yang bengkak karena infeksi, saya dipindahkan keluar dari ruang ICU, dikarenakan ada pasien lain yang sangat memerlukan dan masih mempunyai harapan hidup yang lebih besar daripada saya. Pada malam hari, roh saya kembali keluar untuk kedua kali dari tubuh saya, roh saya melihat suasana kamar dimana saya dirawat dan kemudian roh saya berjalan sejauh kurang lebih dua atau tiga kilometer dalam suasana terang di sekeliling saya. Tiba-tiba ada suara terdengar oleh saya: "Pulang..pulang. ..!" Seketika itu juga, roh saya kembali ke dalam tubuh saya, suhu tubuh menjadi normal dan tidak ada lagi infeksi. Kemudian terdengar bunyi seperti orang menekukkan jari-jari pada leher saya, lalu otot, tulang, saluran nafas dan saraf-saraf tersambung dalam sekejab mata, saya merasa tidak sakit dan dapat menggerakkan leher. Sesudah itu saya diberi minum dan makan bubur. Saya sudah hidup kembali, dengan kesehatan yang sangat baik. Puji Tuhan!


Keluar dari Rumah Sakit dalam Keadaan Sembuh Total

Saya berada di rumah sakit sejak tanggal 16 Desember 1999 dini hari dan keluar dari rumah sakit pada tanggal 29 Desember 1999, dengan berat badan normal dibanding dua minggu yang lalu karena banyak darah dan cairan yang telah keluar. Saya telah sembuh sempurna, tanpa cacat, tanpa perawatan jalan, saya hidup kembali dengan normal. "Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau sungguh Eloim yang hidup dan ajaib, terpujilah nama-Mu kekal sampai selamanya, amin!"

Senin, 22 Juni 2015

Kesaksian: Lukman Sardi

Aktor Masuk Kristen


Shalom

Saya bukan kebetulan bisa hadir ditempat ini, bukan karena Pak Hengky dan teman-teman yang lain tapi karena Tuhan Yesus mau saya disini untuk memberikan kesaksian, amin. Saya mau bercerita sedikit kebelakang, saya memilih percaya itu sekitar enam tahun yang lalu. Pada saat itu banyak hal bergumul dengan perasaan dan hati saya dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi orang percaya. Dan buat saya bukan sesimpel saya pindah misalnya, ada lembaga sebuah agama bukan dari Muslim ke Kristen, tapi lebih dari itu bagaimana saya jadi percaya Kristus dan yakin akan kehadiran Yesus dalam hidup saya.

Sebuah kesaksian yang ingin saya sampaikan ini mungkin juga banyak dialami oleh banyak temen-temen yang ada disini, tapi saya merasa ini sesuatu yang luar biasa dalam hidup saya. Pada awalnya memang sesuatu yang sangat membingungkan buat saya, bagaimana saya bisa sampai ketitik dimana akhirnya saya menjadi orang percaya. Bukan karena kecantikan isteri saya, bukan karena dia (isteri) maksa, bahkan tadinya dia (isteri) malah agak hopeless dengan saya. Karena saya bukan orang yang gampang bisa percaya, tapi saya orang yang harus melihat dulu baru percaya. Yang saya lihat yang terbesar adalah kasih dan itu yang membuat saya tersentuh, ialah kasih Kristus. Dimana Yesus memberikan kasih-Nya kepada yang percaya kepada Dia, Dia memberikan jiwa-Nya untuk menebus dosa kita semua.

Banyak hal yang terjadi saat saya percaya kepada Kristus dan ini bukan sekedar percaya. Pada saat saya menyerahkan seluruhnya hidup saya kepada Yesus banyak mujizat yang terjadi. Baik dalam kehidupan saya dari segi apapun itu (ekonomi, berkat yang begitu banyak). Ada contoh yang menurut saya cukup menarik. Kita semua butuh materi, kadang-kadang kita merasa khawatir saat kita kekurangan materi, tapi ada yang saya yakini yaitu Tuhan tidak akan membuat saya kekurangan. Dan ini suatu bukti yang pernah terjadi.

Jadi, ada di saat saya baru meniti karir (belum terkenal). Dalam dunia film semua terlihat glamour padahal ada hal-hal yang susah payah juga untuk dilakukan. Misal dalam kontrak, tidak ada gaji yang bulanan seperti orang kantoran tetapi tergantung project. Pada saat itu isteri saya ingin melahirkan anak yang pertama, pada saat itu keadaan keuangan kita sedang menipis meskipun sedang ada project. Tetapi seperti yang saya bilang tadi ketika kita percaya Tuhan tidak akan pernah menginggalkan kita dan mengecewakan kita, itu yang saya percaya. Saya bilang sama isteri saya, “tenang aja itu sudah diatur jalannya”.

Saya tetap melakukan pekerjaan saya seperti biasa, kerja dan tanpa kekhawatiran sedikitpun. Dan setiap malam saya berdoa, agak lucu (seperti ngobrol), contoh kasus: “Tuhan tolong dong ingin punya anak nih, kalo percaya ya kasih, kalo belum percaya ya jangan kasih”. Lalu sebulan kemudia saya dipercaya dan isteri saya hamil. Itu tipikal kalau saya berdoa, saya berusaha tidak memiliki batasan.

Akhirnya tiba saatnya isteri saya melahirkan dan pada saat itu pun uang belum ada yang masuk. Pada saay itu bukan ga ada uang tapi kurang uang. Pada saat itu saya sudah menghubungi produser saya tetapi tidak ada jawaban, sampai akhirnya tiba di rumah sakit saya hanya berdoa sebelum berangkat, “ya dikasih jalan aja”. Dan saya sama sekali tidak khawatir! Pada saat tiba di rumah sakit saya dan isteri saya duduk, dan dikeluarkan dari pihak rumah sakit biaya melahirkan isteri saya. Tidak bisa menunda ataupun menyicil. Pada saat saya ingin mengeluarkan dompet, ada SMS di handphone saya. Saya buka, dan dari produser saya, pesannya: “Saya sudah transfer uang kamu tadi sore”. Ini kalau bukan karena bukan Tuhan, karena siapa? Pada saat itu juga, saat itu juga! Dan ini yang membuat saya semakin yakin bahwa kita itu tidak boleh setengah-setengah percaya, pasti kita punya masalah dan masalah itu pasti ada di kasih jalan.

Dan itulah yang menjadi alasan saya untuk memilih untuk percaya kepada Tuhan, walaupun terkadang kita sebagai manusia memiliki komplain-komplain (seperti tidak puas). Tapi justru itu menjadi tantangannya buat saya, bagaimana kita sebagai manusia biasa kita harus mensyukuri apa yang diberikan Tuhan Yesus itu adalah yang terbaik (meskipun kita mengalami kesulitan), karena pada titik tertentu kita akan menemukan sesuatu hal yang luar biasa dari kesulitan-kesulitan tersebut. Dan ini yang memberikan saya keyakinan untuk terus maju melangkah kedepan dengan keyakinan bahwa hidup itu harus dijalani dengan bersyukur. Karena bersyukur itulah kita menemukan segala macam kebahagiaan.

Banyak kasus dan itu yang paling simpel. Dan saya tidak pernah dibiarkan terpuruk oleh Tuhan, tapi karena saya percaya kepada Tuhan. Ada satu hal lagi yang begitu besar dalam hidup saya, pada saat saya pindah ayah saya lah yang paling kecewa dengan saya. Karena ayah saya adalah seorang muslim yang taat, tapi ada friksi antara saya dengan ayah saya. Tapi akhirnya saya memilih untuk percaya kepada Yesus. Tapi kemudia ada satu hal yang terjadi saat sehari terakhir sebelum beliau meninggal, kita keluarga berkumpul semua (dan itu bukan kebetulan). Ayah saya tiba-tiba minta didoakan oleh omanya isteri saya, sesuai dengan apa yang kita percaya. Dengan bahasa yang susah diucpakan beliau mengatakan, “saya merinding didoakan seperti ini”.

Dan akhirnya satu hal yang menurut saya adalah sebuah mujizat beliau bilang ke saya, “Lukman, kamu berada di tempat yang sangat tepat buat kamu”, beliau juga mengatakan kepada oma isteri saya, “terima kasih sudah memberikan tempat yang baik buat saya”, itu sehari sebelum ayah saya meninggal. Walaupun ayah saya tidak pindah agama, tapi saya yakin beliau sudah menjadi orang percaya, yakin kalau Yesus ada dan memang bekerja. Itu yang menurut saya mujizat terbesar dan kembali lagi ini semua berbicara tentang sebuah keyakinan yang 100% terhadap kehadirang Tuhan Yesus.
Itu yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan ini bisa menjadi sesuatu yang berguna untuk kita semua. Dan apa yang keluar dari mulut saya saat ini sama sekali tidak saya rencanakan, semua mengalir begitu saja karena kekuatan Tuhan Yesus itu sendiri. Tuhan memakai saya untuk bisa berbicara seperti ini.


Sumber: Youtube

Kamis, 11 Juni 2015

Kesaksian: Daud Tony

Dukun Santet Yang Kalah Oleh Pendeta

Daud Tony


Nama saya Daud Tony, di antara lima bersaudara, laki semua, saya adalah anak nomor dua yang memiliki kelahiran Sabtu Pahing. Sabtu Pahing itu adalah weton Jawa, weton paling tinggi dan keramat. Karena itulah saya dipilih oleh kakek dan nenek saya untuk mewarisi ilmu mereka. Kebetulan saya waktu itu sakit juga, kejadiannya karena dianiaya oleh guru SD saya. Sama kakek, saya disembuhkan tapi dengan syarat saya harus jadi muridnya. Menjadi anak angkatnya dia langsung untuk menjadi pewaris ilmu terakhir. Karena kakek nenek buyut saya mengalami susah mati kalau ilmunya belum diturunkan.

Untuk mengalahkan rasa takut saya, saya ditunjukkan ilmunya dia, yaitu ilmu menghilang dan ilmu pindah tempat. Waktu saya lihat itu, saya kagum, “Wah, hebat juga nih. Kalau punya ilmu kaya gini, enak juga nih. ”Akhirnya saya tertarik.

Untuk belajar ilmu itu saya harus lewati ujian, saya harus lewat kuburan dulu. Tempat gelap yang tidak ada unsur cahaya. Yang diajar mentalnya dulu, dia (kakek saya) hanya melihat dari jauh. Waktu saya disuruh melakukan itu, walau saya masih umur 9 tahun, saya ngga takut. Jadi waktu saya belajar ilmu itu, lihat setan sudah biasa. Karena temannya setan.

Untuk belajar ilmu itu saya harus melakukan berbagai ritual. Ritualnya itu ada yang tujuh hari tidak makan dan tidak minum, yang susah itu di hari pertama dan kedua. Tapi kalau hari pertama dan kedua sudah jadi, hari ketiga dan selanjutnya itu sudah gampang.

Pertama yang saya belajar itu aji tapak banyu, jadi ini ilmu mengambang di atas air. Tahap dasar ilmu ini adalah menyatu dengan alam, untuk bisa mempelajari ilmu selanjutnya harus bisa mempelajari ilmu yang pertama ini dulu.

Ada saat-saat tertentu saya dibawa keperbukitan, dan kegunung itu sudah pasti. Tujuh hari harus puasa mutih, dan kalau makan tidak boleh pakai tangan.

Tidak hanya dari kakek, saya juga belajar ilmu hitam dari nenek, yaitu membunuh dari jarak jauh. Ada ritual darah, yaitu dengan mengorbankan binatang. Waktu itu saya diberitahu, kalau tidak ingin melukai diri sendiri harus membunuh orang. Tapi saya tidak mau, jadi lebih baik saya melukai diri sendiri. Darah saya curahkan, dan darah itu dipersembahkan juga.

Untuk melengkapi itu dipasang susuk untuk kebal senjata. Waktu itu saya masih ingat,jarum emas sama tembaga.

Nenek saya bilang, “Kamu harus makan.”

“Gimana cara makannya nek?”

“Kamu yakin saja..”

Sejak kecilkan saya punya sugesti, saya yakin guru saya tidak akan mencelakakan saya. Waktu saya makan, tenggorokan saya sampai dada saya terasa sakit sekali. Dan tiba-tiba, jarum itu seperti berjalan mengikuti gerakan jari telunjuk guru saya.

Karena ilmu santet saya, banyak orang yang datang minta bantuan saya. Terutama pejabat, untuk mengerjai pejabat yang lain. Tapi saya punya batas, tidak membunuh. Saya hanya membuat orang setengah mati saja, hidup tidak matipun tidak.

Waktu itu saya mempelajari ilmu terakhir, Pemengkang Jagat. Kalau saya pukul orang dalam jarak 50 Kilometer, orang itu langsung mati. Itu ilmu santet tingkat tinggi. Ilmu itu punya pantangan tidak boleh menikah, tidak boleh menyentuh wanita, itulah yang paling berat. Ritualnya pun yang paling berat dari semua yang pernah saya jalani. Untuk mengusai ilmu itu butuh waktu beberapa bulan.

Tujuan saya belajar semua ilmu tersebut waktu itu cuma ingin jadi orang nomor satu saja, saya ingin jadi orang yang tanpa tanding. Tapi ketika guru saya meninggal dunia, saya mulai kehilangan arah. Saya ingin mencoba kesaktian saya, tapi saya tidak mau dengan orang biasa. Jadi mulai saat itu saya mulai pergi ke dukun-dukun untuk bertarung dengan mereka. Waktu itu diberbagai tempat di tanah Jawa ini saya kunjungi dan saya kalahkan dukun-dukun itu. Jika ditanya rasa takut, tentu itu ada. Pertama takut ada orang yang tahu kelemahan saya, yang kedua takut kutukan yang akan datang.

 Pdt. Gilbert Lumoindong


Hingga suatu hari saya dibujuk oleh saudara saya untuk mengikuti KKR. Yang berkotbah di KKR itu adalah Pendeta Gilbert. Dia berkata kalau orang Kristen tidak bisa disantet, tidak bisa dimantra-mantrai dan tidak bisa diguna-gunai. Jadi saya coba, saya santet saat itu juga, tapi tidak mempan. Tiba-tiba Pendeta Gilbert ngomong, “Bagi saudara-saudara yang memiliki jimat-jimat atau dukun sekalipun, maju kedepan. Kami undang untuk ke altar call.”

Saya bingung, altar call itu apa? Tak kira tempat adu ilmu. Ngga tahunya malah di doain. Tujuan saya itu untuk bertarung, bukan untuk di doain. Disitu saya tantang Gilbert bertarung.

“Saya tantang kamu bertarung..!”

”Besok pagi silahkan Anda datang kemari..”

Saya langsung pulang, dan malam hari itu saya susah tidur. Besok paginya saya datang jam delapan pagi, disana pendeta-pendeta sudah nungguin saya. Saya bertarung dengan Pendeta Gilbert bukan jarak jauh, jarak dekat satu meter, muka dengan muka. Seperti mukul langsung, bukan alam roh lagi.

Saya pukul, mental balik ke saya. Benteng pertahanan saya hancur, sampai keluar serbuk tembaga dan emas dari mulut saya. Bahkan waktu itu saya muntah darah, tapi Gilbert hanya bilang, “Halleluya.. Halleluya.. Halleluya..” sama bahasa roh gitu. Saya juga bingung, itu bahasa apa. Setiap saya pukul, mental..

Waktu itu, menjelang jam dua belas siang saya bilang sama dia, “Ini ilmu terakhir saya. Kalau saya kalah, saya berguru sama kamu. Kalau saya menang, kamu mati.”

Gilbert ngomong, “Silahkan.” Saya langsung rapal ilmu Mamengkang Jagat. Sekali pukul, batu berjarak 50 meter hancur. Saya konsentrasi baca mantranya, lalu saya buka mata. Saya lihat dari tubuh Pendeta Gilbert keluar cahaya terang. Disitu saya grogi, mau maju atau tidak. Lalu saya ingat pesan guru saya, “Nanti di usia delapan belas tahun, kamu akan melihat suatu cahaya terang. Inilah yang disebut Nur Cahyo.” Tapi saya ambil keputusan untuk maju, saya pukul tapi cahaya itu membuat saya terpental kira-kira 10 sampai 12 meter. Saya kalah, hilang ingatan selama setahun.

Waktu saya kalah itu, semuanya gelap. Tepat satu tahun, waktu itu tahun 1993 ada cahaya datang dan langsung masuk kepala saya. Saya sembuh seketika itu juga. Ada sebuah damai yang luar biasa di hati saya. Kemudian terdengar suara, “Akulah Alpha dan Omega, yang awal dan yang akhir. Raja yang adil dari timur. Aku adalah Aku, Akulah Yahwe. Lalu tiba-tiba cahaya itu berubah menjadi Yesus Kristus. Saya ngga bisa lihat wajahnya, hanya jubahnya dan suaranya yang berkata, “Akulah Yesus. ”Disitulah saya bertobat.
Setelah saya sembuh, kebetulah Pendeta Gilbert ada di Solo, maka saya cari dia. Begitu bertemu, saya cerita tentang bertemu cahaya ini. Dia ceritakan tentang Yesus, dan memberitahu saya untuk sekolah Alkitab. Kemudian saya sekolah Alkitab selama tiga tahun, lulus dan melayani Tuhan sampai sekarang.

Dulu waktu belum bertobat, hidup saya tidak bisa tenang dan tidak pernah damai. Tapi setelah bertobat, hidup saya damai dan tahu tujuan hidup saya untuk apa. Setelah saya bertobat, saya tahu ada panggilan untuk saya melayani sehingga saya bisa menjadi berkat untuk banyak orang. Supaya banyak orang tidak tersesat seperti saya dulu sebelum bertobat.

Mewariskan ilmu “Diberikan 100 macam pusaka”


Diwariskan ilmu

Saya mulai belajar ilmu mengambang di atas air, gara-gara punya ilmu itu sampai sekarang saya tidak bisa berenang. Waktu saya bertobat dilayani pelepasan, saya dimasukan ke dalam air tidak bisa tenggelam akibat dari ilmu yang saya pelajari. Saya juga diajar mantra memindahkan roh. Pada usia 10 dan 11 tahun saya mulai praktek sebagai dukun dan saya dulu sebelum bertobat saya dimintai oleh pabrik rokok di Indonesia untuk membuat laris atau membuat bisnis lawannya kalah. Saya juga memiliki kemampuan untuk membaca pikiran manusia. Sejak SD, sering membaca pikiran guru-guru, oleh sebab itu saya tidak pernah belajar karena sudah tahu jawabannya. Gara-gara sering ambil pikiran manusia sampai sekarang saya tidak bisa matematika.

Dibekali bermacam-macam pusaka
Usia 10 tahun saya diajari berbagai macam antara lain ilmu menghilang, kebal senjata, segala macam senjata tidak dapat mengenai tubuh saya. Dan saya dibekali 100 macam pusaka kris, tombak, pedang dan enam pusaka kebal (besi kunung, mira delima, ulang kebun adok, kitab bustambul, kul buntul, padar besi), anti tembak, anti bacok, dan anti cukur. Jadi kalau saya memegang jimat, rambut saya tidak bisa dipotong. Kalau mau dipotong, maka jimat yang ada pada saya harus dijauhkan dari tubuhku. 

Supaya saya kebal segala macam senjata saya disusuk besi kuning. Pusaka besi kuning yang telah diberikan kepada saya di tanamkan kedalam tubuh saya, supaya segala macam senjata apapun tidak bisa melukai tubuh saya. Dan seluruh tubuh saya disusuk jarum tembaga. Sejak usia saya 10 tahun saya sudah mengusai kekuatan magic hitam dari nenek saya. Setelah itu saya mulai belajar magic putih. Sebenarnya ilmu hitam dan ilmu putih sama, hanya cara penggunaannya yang berbeda.

Ilmu Rampok
Sejak lulus SD kakek saya mengajari ilmu sired. Suatu mantra yang kalau diucapkan satu kampung bisa tidur semua dan itu ilmu biasanya dipakai untuk merampok. Tapi sejak kecil saya tidak mau merampok karna saya punya prinsip, harus jadi orang baik. Waktu itu guru saya berkata kepada, ada 2 pilihan yang harus kamu pilih salah satu, kalau kamu menjadi orang baik jadilah orang baik supaya kalau kamu mati menjadi kesatria yang baik, tetapi kalau kamu menjadi seorang penjahat jadilah penjahat kelas kakap yang besar supaya jika kamu mati nanti di akhirat menjadi raja para penjahat. Tetapi sejak kecil saya punya prinsip bahwa saya harus menjadi orang yang baik. Sehinga ketika belum bertobat, saya tidak terlibat dalam tidak kirminal.

Ilmu terakhir yang saya pelajari
Waktu saya kelas 2 SMP, kakek saya berkata demikian ada satu mantra yang harus kamu kuasai. Seluruh kekuatan magic hitam dan putih kamu sudah kuasai, tinggal satu mantra ini yang belum kamu kuasai yaitu kekuatan magic membelah dunia, kalau kamu menguasai ilmu ini, tidak seorangpun dapat mengalahkanmu, kecuali kekuatan yang berasal dari atas. Dan ilmu ini namanya api halilintar, tetapi kalau kamu menguasai ilmu ini, maka ada satu syarat yang harus kamu kuasai dan lakuakan yaitu seumur hidup kamu kamu tidak boleh menikah, tidak boleh meyentuh perempuan dan tidak boleh ada cinta di hati kamu. Ini yang paling susah tapi sakti. Tapi sampai kamu melanggar, maka ilmu yang kamu kuasai akan membunuh dirimu sendiri, kamu akan lumpuh seumur hidup atau mati saat itu juga pada waktu kamu ada cinta, maka kamu akan mati. Karena itu saya disuruh berpikir dulu untuk menguasai mantra terakhir itu, maka saya berkata bahwa saya bersedia.

Akhirnya saya mengambil keputusan untuk menguasai mantra terakhir. Setelah saya mengusai mantra terakhir tiba-tiba kakek saya berkata demikian, dengan diwariskan ilmu terakhir ini berarti sudah waktunya kita berpisah. Kamu tahu kakekmu ini seumur hidup tidak boleh pakai sandal karena dia harus menyatu dengan bumi, dengan tanah, karena dia memiliki ilmu pindah tempat, tetapi karena waktu itu sakit dia lupa pakai sandal akhirnya mati. Kakek saya seumur hidupnya belum pernah terkalahkan dalam ilmu hitam maupun putih, tetapi matinya gara-gara sandal.

Kakek guru saya meninggal
Sebelum kakek saya mati, dia memberitahukan kepada saya, sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Nanti pada waktu kamu usia 18 tahun kamu akan membuat suatu keputusan yang menentukan jalan hidupmu. Dan Pada usia 19 tahun kamu akan melihat seorang raja yang agung dari timur. Bagaimana saya tahu raja yang adil dari timur itu, takdir kamu dan nasib kamu yang menentukan. Para leluhur kamu keturunan kesatrian dan dukun-dukun yang sudah meramalkan, bahwa nanti 1 keturanannya, darah kesatria yang akan ketemu raja yang agung dari timur dan didalam ramalan itu dikatakan demikian, pada waktu jaman akan terjadi kekacauan akan muncul seorang raja dari timur.

Kamu adalah keturunan yang sudah ditakdirkan untuk melhat cahaya terang itu. Tapi ingat kalau kamu ketemu cahaya terang itu kamu harus mengangkat keluarga kamu untuk ketemu cahaya terang ini dan kakek saya bukan orang Kristen. Seumur hidup tidak pernah mengiinjakkan kakinya di gereja. Nanti takdir kamu yang menentukannya, jiwamu akan ditutun kesitu.

Mencari lawan tanding
Seteleh kakek guru saya meninggal, saya kehilangan arah. Karena tidak ada yang membimbing saya, tidak ada yang memberi nasehat dan pengarahan. Maka saya ingin mencoba mantra yang ada karena sudah bertahun-tahun saya menguasainya akhirnya saya bersumpah barang siapa yang bisa mengalahkan ilmu saya, maka saya akan berguru sama dia. Disitulah di tanah jawa mencari lawan tanding. Baru saya tunjukan ilmu menghilang dukunnya bingung, menghilang ke mana anaknya. Malah dukunnya berguru sama saya. Saya tunjukan kekuatan api, cahaya apapun mati, dukunnya menjadi murid saya. Berbagai macam dukun dan aliran saya taklukan.

Roh saya di bawa ke Sorga


Roh saya di bawa ke Sorga
Waktu itu saya naik sepeda motor sama teman dengan kecepatan 60 km/jam, terjadi kecelakaan, saya tabrak truk, tanpa rem. Saat itu juga roh saya keluar dari tubuh saya. Saya lihat tubuh saya sendiri, dan roh saya naik ke suatu tempat, saya melihat malaikat tinggi sekitar 3 meter, dia angkat saya terus naik. Sampai di atas saya melihat sebuah tangga, terbuat dari emas murni. Setiap tangga itu ada malaikatnya, dan saya mendengar ada suara penyembahan pujian, seperti derau air bah samudra, malaikat berkata kepada saya lagu-lagu pujian penyembahan, sebelum dinyanyikan di bumi, sudah dinyanyikan di Sorga.

Dilihatkan Tabut Perjanjian
Lalu malaikat berkata kepada saya sebelum kamu ketemu yang Maha Kuasa, kamu masuk ke suatu ruangan yaitu ruangan Ruang Maha Kudus, karena kamu di layakan masuk ke tempat itu, dan malaikat itu berbicara dalam suatu bahasa bukan bahasa manusia dan roh saya juga mengucapkan suatu bahasa yang bukan juga bahasa manusia, tetapi saya mengerti, tiba-tiba apa yang terjadi saya dimasukan ke suatu tempat, lantainya tebuat dari emas, dan ada suatu tirai yang terkoyak, robek dari atas ke bawah, dan saya diperlihatkan Tabut Perjajian, ketika saya melihat Tabut Perjajian itu, ada suatu cahaya yang membuat roh saya tersungkur. Lalu malaikat berkata apa yang dilihat oleh Musa tentang Kemah Suci, adalah gambaran dari tempat ini. Dari situ saya tahu apa yang di lihat Musa tentang kemah suci adalah gambaran dari Sorga.

Ketemu dengan Tuhan Yesus
Saya diajak jalan-jalan dan kembali di tangga yang awal, di atas tangga itu ada suatu takhta, dan di situ terang-benderang, diatasnya tidak ada matahari, bulan dan bintang, karena dari takhta yang menyinari tempat itu. Dan di sana tidak adanya panasnya matahari, di sana semua damai, dan waktu itu yang ada di takhta berkata kepada saya, sebenarnya engkau sudah waktunya ada ditempat ini tetapi karena engkau mau kembali ke orang tuamu ke bumi, maka Aku akan mengembalikan engkau ke bumi dan umurmu akan di perpanjang, dan selama umurmu di perpanjang  pergunakankah sebaik-baiknya.

Diperlihatkan bencana yang akan terjadi di Indonesia
Dan sebelum engkau kembali ke muka bumi, akan kutunjukan sesuatu yang terjadi atas seluruh hidupmu dan atas bangsamu, yang dari takhta itu turun ke bawah kepada saya, tapi saya tidak bisa lihat wajah-Nya, saya cuma lihat jubah-Nya, dan saya tahu itu adalah Tuhan Yesus, tiba-tiba tangan-Nya diangkat dan saya melihat suatu layar TV, suatu masa yang akan datang, di situ saya di tunjukan Timor Leste merdeka, terjadi tumpahan darah, saya lihat bom meledak di Indonesia, beberapa bencana dan krisis.

Kekika saya melihat itu saya katakan Tuhan saya tidak mau kembali ke bumi, karena ada bom, tapi Tuhan berkata tidak, karena Aku sudah berfirman kamu harus kembali ke bumi, umurmu akan diperpanjang, baik Tuhan. Karena di rumah Bapa banyak tempat tinggal, dan engkau harus tahu engkau tidak bisa mati sebelum waktunya tiba. Selama umurmu diperpanjang di muka bumi, tidak ada seorang yang akan membunuhmu sampai waktunya tiba, engkau akan kembali ke tempat ini. Di Indonesia saya pernah di tembak tapi saya tidak mati, saya pernah dikepung tapi saya tidak mati. Kenapa ? karena saya tahu belum waktunya, tapi kalau sudah waktunya, tidak usah ditembak, pasti sudah mati duluan, dan sebelum waktunya kamu tidak bisa mati.

Saya diajak kesuatu tempat, di sana lantainya emas dan pagarnya terbuat dari permata dan berbagai macam batu berharga di sana hanya sebagai lantai dan pagar. Jadi kita sebenarnya kalau beli berlian hanya sampahnya Sorga dan di sana sangat indah. Tiba-tiba Tuhan Yesus berkata, inilah rumah Bapa, Aku pergi untuk menyediakan rumah bagi umat-Ku. Waktu itu Tuhan Yesus tanya kepada saya. Apa yang kau tanya akan Ku jawab? Lalu saya tanya kapan Tuhan datang? Perlu engkau tahu bahwa, kedatangan-Ku tidak ada seorangpun tahu, baik malaikat atau yang ada di muka bumi, tapi Aku meyertai umat-Ku sampai kesudahan jaman.

Saya diperlihatkan masa depan saya
Lalu Tuhan Yesus berkata kepada saya akan kutunjukan apa yang terjadi di hidupmu, tiba-tiba saya melihat suatu buku kecil, tertulis Daud Tony, Tuhan katakan engkau akan menjadi seorang pengarang buku dan engkau akan datang ke tiga benua. Lalu saya tanya kedua kepada Tuhan, siapa istri saya? lalu ditunjukan kepada saya seorang perempuan yang rambutnya lurus, saya ingin melihat wajahnya tapi tertutup, lalu saya katakan kepada Tuhan yang rambutnya luruskan jutaan, tapi Tuhan berkata nanti pada waktunya tiba kamu akan ketemu, saya ketemu istri saya.

Saya keliling dunia, di Cina, Hongkong, berbagai pulau di Indonesia, dan ketemunya di Jogya, ternyata dekat, Solo dan Jogya dekat. Tiba-tiba saya melihat seorang pengkhobah, jelek tua gemuk dan pendek, saya Tanya kepada Tuhan, siapakah lelaki itu, itu adalah kamu. Dan nanti kamu akan menjadi seorang pengarang lagu, lalu saya katakan, Tuhan saya tidak tahu alat musik, Tuhan katakan nanti saya akan ditransfer lagu-lagu dari Sorga untuk kamu. Dan nanti kamu akan mendengar nyanyian di telinga kamu nyanyian Sorga sampai kamu pulang ke rumah Bapa, tapi ada satu syarat yang kamu harus penuhi, kamu jangan menjual lagu. Jadi setiap lagu yang saya dengar lalu dibuat, tidak bisa di jual. Selesai semua yang ditunjukan Tuhan lalu saya kembali ke bumi.

Setiap pelayanan saya sering di santet 

KKR di Surabaya dengan tema “Mengungkapkan rahasia dukun”
Saya kembali mulai di pelayanan. Salah satu pelayanan saya di kota Surabaya, di kota ini saya adakan KKR, dan teman dari KKR tersebut, mantan dukun santet, dukun sakti, mengungkap rahasia santet boleh di coba, wah…. boleh di coba, oleh sebab itu banyak orang yang datang. Di lantai satu banyak terdapat dukun-dukun, sedangkan di lantai 2 diadakan KKR, karena temanya mengungkap rahasia santet maka yang dari bawa banyak yang ke atas, sehingga KKR itu yang terkumpul sekitar 2700 orang, separuh dukun dan pasiennya dan separuh orang Kristen. Di situ banyak yang bawa kris, tombak dan lain-lain, bagian depan dibuat tempat beli jimat.

Saya disantet saat khotbah
Saat mulai khotbah seharusnya pada hari kedua, tapi pendeta katakan kepada saya karena kamu pendeta muda jadi kamu khotbah pada hari pertama, akhirnya saya maju. Saya melihat dukun dari Banyuwangi, Kediri, Tulung Agung dan berbagai tempat, berkumpul di situ karena mereka pengen tahu, bahwa saya adalah pewaris tunggal ilmu dari keluarga saya, yaitu ilmu dari kakek dan nenek saya, seorang tukang santet dan ahli magic yang sakti.

Saya mulai maju ke mimbar, pada waktu itu Tuhan katakan kepada saya suruh mereka untuk mencobai ilmu mereka, ketika saya dengar suara tersebut saya Tanya Tuhan ini suara-Mu atau bukan, kalau ini bukan suara-Mu, aku bisa mati. Tapi Tuhan katakan ini dari Aku, lalu saya katakan baik, saya sampaikan. Saya mulai katakan siapa yang memiliki jimat-jimat keluarkan ilmu kalian semua, karena mereka tahu saya bekas dukun dan sudah menaklukan beberapa aliran dukun.

Apa yang terjadi…?
Apa yang terjadi ketika waktu itu saya tutup mata, kenapa tutup mata ? karena takut juga, dulu kalau adu ilmu satu lawan satu tetapi sekarang saya diserang bersamaan, tapi karena Tuhan yang menyuruh saya lakukan. Di situ saya diajarkan peperangan roh, ketika saya bicara untuk para dukun mencobai ilmu kepada saya, tiba-tiba saya mendengar desingan angin, saya mulai membuka mata, yang saya lihat adalah tiang awan dan tiang api di depan saya.

Dan apa yang terjadi, saya melihat paku jarum jatuh di depan saya. Dua hari KKR, yang bertobat ada 400 orang dukun dan pasiennya. Dari situlah saya belajar untuk menyampaikan kabar keselamatan bagi setiap orang. Saya mulai melayani di daerah pedalaman-pedalaman yang memiliki magic yang kuat.

Saya pelayanan di Kalimatan, daerah yang pernah terjadi konflik
Saya adakan KKR di Kalimatan, daerah yang pernah terjadi konflik antara suku Dayak dan Madura, tempat daerah tersebut namanya Pangkalan Embun, karena setelah damai mereka tinggal di daerah tersebut. Ketika saya diundang untuk KKR, biasanya kalau KKR yang pertama adalah kata sambutan panitia, puji-pujian, pengkhotbah dan penutup ketua panitia. Waktu itu orang-orang yang di Pangkalan Embun belum mengetahui muka saya, Cuma dengar nama saya seorang yang bertobat dari dukun, dan yang datang ke KKR tersebut siapa saja boleh datang. KKR tersebut tanpa kursi, lesehan, yang datang 2000 lebih.

Ketua panitia kena santet
Setelah sambutan panitia pemimpin pujian, setelah pemimpin pujian tidak diserahkan ke saya tapi langsung kepada ketua panitia, mereka kira ketua panitia adalah Daud Tony. Ketika ketua panitia baru berdiri, maka dari arah belakang, dukun dari Dayak santet ketua panitia. Apa yang terjadi ? ketua panitia jatuh, di depan banyak orang, tolong-tolong, jantungnya yang kena, itu bukan penyakit jantung tapi kena santet, KKR sempat kacau karena ketua panitia kena santet, tapi belum mati.

Saya adalah Daud Tony
Waktu itu saya mulai maju dan saya katakan Darah Yesus membentengi tubuh, jiwa dan roh saya. Saya hanya percaya bahwa darah yesus yang membentengi kita. Saya mulai maju ke mimbar dan saya katakan, yang tadi adalah ketua panitia, saya adalah Daud Tony, sekarang saudara yang memiliki ilmu, dapat mencobai saya.

Selama saya berkhotbah, satu jam saya disantet, dari berbagai penjuru, magic dikirim. Lalu saya mulai bicara, kalian yang suda coba-coba ilmu, sekarang gantian saya, saya undang kalian maju ke depan. Yang maju kira-kira ada 10 orang, ada yang tua sekali, dukun orde lama, ada yang setengah tua, orde baru, yang muda, reformasi. Dan terjadi lawatan Tuhan, banyak yang disembuhkan dan dilepaskan.

Kalau kita bersama Tuhan siapa lawan kita
Hanya satu yang saya ingat waktu itu, kalau kita bersama dengan Tuhan. Maka Tuhan adalah pembela kita. Dan saya punya iman saya tidak bisa mati sebelum waktunya tiba. Karena Dia berjaji akan jemput saya pada waktunya tiba. Di situ saya tahu bahwa perang roh di Indonesia hebat-hebat, tapi Tuhan Yesus lebih hebat. Yang jadi pertanyaan di dalam hidup kita, sudahkah ada Tuhan Yesus dalam hidup kita ?

AMIN.



Sumber Kesaksian:


Daud Tony

Rabu, 10 Juni 2015

Yohanes 4:23

“...menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran...” (Yohanes 4:23)


Shalom J

Kesempatan kali ini mari kita mengupas ayat yang sudah sangat sering dipakai di lingkungan gereja, ayat itu berbunyi, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:23). Temen-temen semua pasti sudah sering mendengar ayat ini kan? Dan pastinya pernah baca juga.

Arti apa yang temen-temen dapatkan dari ayat ini? Ayat ini selalu di hubungkan dengan “bahasa roh” bukan? Itu memang sebuah pemahaman yang didapatkan oleh kebanyakan orang yang sudah membacanya. Mari sekarang kita mengupas ayat ini dengan cara yang benar, membaca pada ayat sebelumnya, satu perikop, dan harus ditinjau juga ayat tersebut digunakan dalam kondisi seperti apa.
Apakah “...menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran...” dalam Yohanes 4:23 itu berbicara tentang bahasa Roh?

Jika dilihat dari judul perikopnya di tuliskan “Percakapan dengan perempuan Samaria”. Dalam ayat tersebut juga ada disebutkan orang Yahudi. Orang Samaria adalah orang-orang yang biasa datang beribadah kepada tuhan di atas Gunung Gerizim, berbeda dengan orang Yahudi yang datang menghadap tuhan di Bait Suci. Pada ayat yang ke 21 dikatakan, “Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”.

Disana kita bisa melihat ada dua cara yang berbeda antara orang Samaria dengan orang Yahudi dalam hal menyembah Tuhan. Lalu kita dapatkan pada ayat selanjutnya yaitu ayat 23 barulah disana Yesus mengatakan, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” Itu berarti bahwa nanti setelah Yesus menyelesaikan misi Penyelamatan manusia tidak perlu lagi menyembah Tuhan di Gunung-gunung dan di tempat-tempat tertentu, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran”.

Itu berarti kita menyembah Tuhan bisa dimana aja dan kapan aja, tanpa terbatas ruang dan waktu. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah...”, atas dasar kejadian itulah yang menegaskan kepada kita bahwa tidak ada lagi batasan ketika kita ingin bertemu, berdoa, dan menyembah Tuhan.

Jadi ayat ini sama sekali tidak berbicara tentang “Bahasa Roh” seperti yang selama ini kita dapatkan. Semoga kupasan Firman Tuhan dari Yohanes 4:23 ini bisa menambah pemahaman Alkitab, direalisasikan, dan dapat memberkati pribadi lepas pribadi. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin!

Kamis, 04 Juni 2015

Kesaksian: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Kesaksian Basuki Tjahaja Purnama


Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.


Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.


Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau," dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami Tuhan.


Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.


Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.


Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. Berikutnya Tuhan bertanya, "Siapa yang mau Ku-utus?" Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.


Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus. Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.



Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.


Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.


Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.


Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.