DOSA
& SIFAT DOSA
DOSA
·
Asal Mula Dosa: Kejatuhan
1.
Batas Persekutuan
Watak manusia bukanlah yang menjadi alasan untuk membuat
adanya batasan atau yang menjadi suatu penghalang untuk bersekutu dengan Allah.
Karena segala yang Allah ciptakan itu amat baik (Kej. 1:31), tetapi bukan
berarti bahwa menjadi tidak ada batasan dalam hidup manusia. Contoh
sederhananya ialah, manusia harus tetap bergantung pada bumi ini untuk
mendapatkan makanan. Lalu dengan Allah, manusia juga tetap memiliki batasan
yaitu bahwa Allah adalah sumber kehidupan dan manusia harus memiliki hidup yang
sesuai dengan firman-Nya (Kej. 2:16-17).
Pertama-tama, Allah memberitahukan kepada manusia bahwa
hal-hal baik dari bumi telah dibuat untuk makanan mereka. Dalam ayat 16 ada
sebuah tema yang menyatakan bahwa manusia bebas menikmati semua yang ada.
Tetapi pada kebebasan itu juga ada larangan untuk memakan buah dari pohon yang
terlarang. Jika kita perhatikan, dalam bahasa Ibraninya “pengetahuan yang baik
dan yang jahat”, maka manusia itu bertanggung jawab secara moral (Yesaya 7:16).
Dari adanya larangan ini juga sudah menunjukkan kepada manusia bahwa ada
batasan-batasan yang sudah ditetapkan dalam hidup mereka.
2.
Terputusnya
Persekutuan
Inti awalnya ialah, kejatahan bukan berasal dari Allah
tetapi berasal dari suatu kekuatan jahat yang sudah ada dalam ciptaan. Jika dilihat
dari ayat 3, disana terlihat sebuah keraguan yang timbul dalam diri Hawa. Hawa
mulai ragu terhadap perintah-perintah Allah, dan oleh karena keraguan itulah
yang menjadi pintu untuk masuknya dosa.
Hal pertama yang terjadi pada saat manusia jatuh dalam dosa
ialah, memiliki rasa malu. Malu karena mereka sudah sadar bahwa mereka salah
dan mereka telanjang, lalu mereka berusaha menutupi diri mereka.
3.
Perlindungan
Persekutuan
Akibat dari kejatuhan ialah ada penghukuman. Dalam proses
sebelum penghukuman, Allah menunjukkan kesabaran-Nya melalui
pernyataan-pernyataan-Nya. Allah melontarkan beberapa pertanyaan, yang kemudian
Adam menjawab dengan menyalahkan Hawa lalu Hawa menyalahkan ular. Dan akhirnya
Allah harus menghukum Adam, Hawa, dan ular itu.
Konsekuensi yang harus diterima oleh Hawa ialah,
kesakitan dan penderitaan pda saat mengandung. Yang harus diterima oleh Adam
ialah harus bersusah payah dalam bekerja. Dan sebagai pemimpin atas semua
ciptaan sekarang Adam memiliki banyak tantangan.
·
Kosakata dan Definisi Dosa
1.
Penyimpangan
Penyimpangan yang dasar kata Ibraninya adalah hatta atau het. Yang arti pokoknya ialah sesuatu yang dilakukan dengan tidak
tepat sasaran atau tidak dalam jalan yang tepat (benar). Penyimpangan ini juga
berarti sebuah kesalahan.
2.
Kesalahan
Kesalahan atau orang bersalah itu disamakan dengan orang
fasik. Dimana jika dikatakan orang fasik, berarti orang itu ialah orang yang
harus dihukum (Mzm. 1:6, Ayb. 36:6, Mzm. 11:5; 37:28). Kefasikan adalah keadaan
seseorang yang tidak tahan berdiri di hadapan Allah dan besar kemungkinan akan
ditimpa murka Allah.
3.
Pemberontakan
Pemberontakan ini ialah pemberontakan kepada atasan atau
ketidaksetiaan terhadap suatu perjanjian. Dosa itu sebenarnya bukanlah hal yang
terjadi dengan tiba-tiba. Tetapi sebaliknya, dasa ialah suatu penyimpangan yang
dilakukan dengan sengaja (pelanggaran moral) yang ditujukan kepada Allah. Dosa
itu juga suatu keadaan bersalah manusia dihadapan Allah dan akibatnya ialah
mendapatkan hukuman.
·
Sifat Dosa Dalam Perjanjian Lama
1.
Sifat Teologisnya
Dosa bersifat teologis; yaitu, dosa selalu berhubungan
dengan maksud-maksud Allah yang kudus. Dosa ini juga yang akan mempengaruhi
kedudukan manusia dihadapan Allah dan yang menghalangi manusia untuk menerima
kebaikan hati Allah.
2.
Sifat Objektifnya.
Ketika dosa atau kesalahan ini dilakukan, maka akan
mencemarkan kota (Bil. 35:33). Dan harus dilakukan tebusan (1 Sam. 14:34-35).
3.
Sifatnya yang
Pribadi dan Sadar
Artinya ialah meskipun dosa mungkin dilakukan tanpa
disengaja, dosa itu ada karena hati sedang memberontak melawan Allah. Dosa
adalah tindakan menginggalkan Allah (Hakim-Hakim 10:13). Dosa merupakan
tindakan menolak dan kemudian melupakan (Hos. 4:6), dosa adalah tindakan
membuat rancangan pribadi tanpa mengikutsertakan Allah (Yes. 30:1).
4.
Sifat Universalnya
Dosa ini bukanlah hanya dilakukan oleh satu orang atau
beberapa orang saja, tetapi dosa ini sudah “menular” ke seluruh umat manusia
yang hidup di bumi. Dosa yang ini juga kemudian tidak hanya dilakukan dalam
tindakan saja tetapi juga dalam perkataan.
5.
Sifat Dosa yang
Sudah Tetap
Dosa digambarkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
ciptaan yang sudah jatuh, sehingga dosa itu tetap.
·
Manusia Bertindak atas Pilihannya Sendiri
Kejadian 3:1-6 memperlihatkan tentang sebuah mekanisme
pencobaan. Dimana manusia itu sendirilah yang bertindak atas pilihannya untuk
menjauhkan diri dari maksud Allah. Dan ular itu adalah makhluk ciptaan Allah,
bukan Iblis. Dan bukan hewannya yang dipermasalahkan tetapi perkataannya yang
membingungkan hati manusia. Yang mengakibatkan perempuan itu mengambil dan
memakan buah itu ialah adanya perasaan ingin berotonomi dimana arti otonomi itu
ialah ingin menentukan sendiri manakah yang baik dan yang jahat itu dan
perasaan tidak ingin dibatasi oleh sebuah perintah dari Allah. Dosa yang
dilakukan oleh perempuan ialah dosa aktif, yang kemudian menawarkan kepada
laki-laki yang melakukan dosa pasif, dimana dosa pasif ini ialah dosa yang
paling sering dilakukan sampai sekarang. Penyebabnya ialah perasaan “tidak
enak”.
Ketika manusia itu jatuh dalam dosa, maka Allah meminta
pertanggung jawaban kepada mereka. Lalu Adam melemparkannya kepada Hawa, dan
kemudian diterukan kepada ular. Akibat dari kejatuhan itu ialah hukuman.
Hukuman kepada ular ialah berjalan dengan perutnya. Manusia mengalami kesulitan
dalam menjalani kehidupan mereka. Hawa akan menjadi ibu rumah tangga dan
mengalami kesakitan saat mengandung dan melahirkan. Adam akan mengalami
kesulitan dalam berusaha. Kemudian manusia diusir dari taman Eden dan tidak
dapat menikmatinya lagi. Tetapi manusia itu kemudian digiring ke kota yang
ditunjukkan oleh Allah.
Kemudian dosa itu berdampak secara universal. Yaitu
ketika Kain yang iri dan kemudian membunuh saudaranya (Habel). Lalu Allah
mengutuk Kain dan tanah yang ditempatinya. Lalu dari keturunan Kain munculah
Lamekh yang membalas dendam karena luka dan membangkitkan lingkaran kekerasan
hingga sekarang. Kemudian dosa itu berlanjut yaitu dosa terhadap ayah. Ketika
Nuh sedang mabuk dan telanjang dalam kemahnya dan anaknya justru malah
menceritakan itu kepada kedua kakaknya maka dampak akhirnya ialah sebuah
diskriminasi. Kemudian dosa semakin meluas. Kej. 11:1-9, dimana akhirnya Allah
mengacau-balaukan bahasa mereka dan menyerakkan mereka ke seluruh bumi.
·
Akibat-Akibat Dosa
1.
Bersalah
Ini adalah suatu kondisi yang objektif sebelum menjadi
kesadaran yang subjektif. Dikatakan objektif ialah karena kadang-kadang manusia
mengakui dan tidak mengakui dosa itu.
2.
Hukuman
“... dasamu akan menimpa kamu” (Bil. 32:23). Pemisahan
dari Allah (Yes. 59:2). Tidak dapat menghadap Allah (1 Sam. 14:37-41).
Dihapuskan dari “Kitab Kehidupan” (Mzm. 69:29).
Sumber: Teologi PL (Barth) & Tema-tema PL *Kompilasi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar